Search
Insight

Mengenal Teknik Pencahayaan dalam Film & Videografi

teknik pencahayaan dalam film

Pernah nonton film yang langsung terasa “vibes”-nya hanya dari pencahayaan di satu adegan? Itu bukan kebetulan saja. Semua berkat teknik pencahayaan dalam film yang dirancang dengan detail dan tujuan tertentu. Cahaya bukan cuma soal terang dan gelap, tetapi alat bercerita yang powerful.

Dalam dunia sinema dan videografi, teknik pencahayaan menjadi salah satu elemen krusial untuk menciptakan atmosfer, membangun emosi, dan mengarahkan fokus penonton. Untuk itu, mari kenali lebih dalam berbagai teknik pencahayaan yang biasa digunakan para filmmaker profesional melalui artikel ini.

baca juga: Tips dan Contoh Skenario Film Pendek yang Bisa Kamu Coba!

7 Teknik Pencahayaan dalam Film dan Videografi

Lighting dalam film dan videografi bukan hanya soal terang atau gelap, tetapi bagaimana cara mengatur cahaya buat bikin emosi, suasana, sampai karakter jadi lebih hidup. Nah, di dunia perfilman, ada beberapa teknik pencahayaan yang sering dipakai. Yuk, kenalan sama 7 teknik pencahayaan dalam film yang bikin tampilan layar jadi makin sinematik:

1. Key Light

Key light adalah sumber cahaya utama dalam sebuah adegan. Biasanya, cahaya ini paling terang dan jadi penentu arah bayangan pada wajah atau objek. Posisinya bisa dari samping, depan, atau bahkan sedikit dari atas, tergantung efek dramatis seperti apa yang ingin kamu tampilkan.

Misalnya, kalau mau bikin suasana yang lebih intense atau misterius, kamu bisa tempatkan key light dari samping supaya wajah subjek punya bayangan setengah gelap. Teknik ini sering cukup sering dipakai di film thriller atau noir.

2. Fill Light

Setelah ada key light, biasanya kamu perlu fill light untuk “mengisi” bayangan yang terlalu gelap di wajah atau objek. Tujuannya adalah menyeimbangkan pencahayaan supaya detail tetap kelihatan tanpa menghilangkan dimensi atau mood.

Fill light biasanya lebih lembut dari key light, dan bisa kamu tempatkan di sisi berlawanan. Bisa juga kamu menggunakan reflektor sebagai fill light kalau ingin mendapatkan efek yang lebih natural dan hemat alat.

3. Backlight (Rim Light)

Teknik backlight adalah pencahayaan dari belakang subjek, dan fungsinya buat memisahkan subjek dari latar belakang. Hasilnya? Subjek kelihatan lebih stand out dan punya semacam outline cahaya di pinggir tubuh atau rambut mereka. Inilah yang membuat gambar kelihatan “bernyawa” dan profesional. Backlight ini juga bisa disebut rim light apabila posisinya menghasilkan garis cahaya di pinggiran objek.

4. Side Lighting (Chiaroscuro)

Kalau kamu ingin hasil yang dramatis dan penuh kontras, teknik side lighting adalah jawabannya. Cahaya datang dari samping dan biasanya tidak diimbangi dengan fill light, jadi separuh wajah atau objek akan gelap.

Teknik ini terinspirasi dari gaya lukisan Renaissance dan sering digunakan dalam film-film klasik atau scene yang penuh konflik emosional. Visualnya akan kelihatan artistik dan mood-nya pun langsung terasa.

5. Soft Lighting

Teknik ini menggunakan cahaya yang menyebar dan lembut, biasanya menggunakan diffuser atau softbox. Efeknya bikin kulit kelihatan mulus, bayangan jadi minim, dan hasilnya terasa natural. Soft lighting cocok dipakai untuk scene yang romantis, emosional, atau interview karena tone yang calming dan mudah ditonton. Jadi kalau kamu ingin hasil yang “cinematic” dan humanis, lighting ini bisa jadi andalan.

6. Hard Lighting

Kebalikan dari soft lighting, hard lighting menghasilkan bayangan tajam dan kontras tinggi. Sumber cahayanya kecil atau fokus, misalnya lampu spotlight atau sinar matahari langsung. Teknik ini bagus untuk membuat kesan tegang, kuat, atau memperlihatkan tekstur objek. Hard lighting cocok buat kamu yang akan membuat film atau videografi genre action, horror, atau film dokumenter yang menampilkan realitas keras.

7. Practical Lighting

Ini adalah teknik lighting yang menggunakan sumber cahaya yang memang ada di dalam scene misalnya lampu meja, lilin, atau lampu neon. Bukan cuma sebagai dekorasi, practical light ini juga ikut menyumbang pencahayaan pada adegan.

Teknik ini sangat populer dalam sinematografi modern karena bikin suasana kelihatan real dan immersive. Cocok untuk genre drama, slice of life, atau scene yang ingin terlihat natural dan relatable.

baca juga: 7 Daftar Festival Film Indonesia untuk Penggiat Kreatif

Mengapa Pencahayaan dalam Film adalah Hal Penting?

Pencahayaan dalam film bukan sekadar alat untuk menerangi subjek atau lokasi. Lebih dari itu, pencahayaan berperan sebagai medium visual yang membantu menyampaikan emosi, makna, dan ritme dalam narasi. Lewat pencahayaan, filmmaker bisa membentuk persepsi penonton terhadap suasana, karakter, bahkan alur cerita itu sendiri.

Pencahayaan yang tepat juga bisa mempertegas karakterisasi tokoh. Sebagai contoh, tokoh protagonis sering disinari dengan cahaya lembut dan merata untuk menunjukkan sisi positif, sementara tokoh antagonis mungkin disorot dengan cahaya keras dari sudut tertentu untuk menciptakan bayangan yang mencurigakan.

Selain itu, pencahayaan membantu mengarahkan perhatian penonton ke bagian penting dalam adegan. Misalnya, ketika satu karakter berbicara dalam suasana gelap, key light yang fokus di wajah karakter tersebut akan otomatis menarik perhatian penonton tanpa perlu tambahan efek lainnya.

Dari sisi teknis, pencahayaan juga memengaruhi kualitas gambar secara keseluruhan. Gambar dengan pencahayaan buruk akan terlihat datar, kabur, atau tidak menarik secara visual, bahkan ketika direkam dengan kamera berkualitas tinggi sekalipun. Jadi, pemahaman dan penerapan teknik pencahayaan sangat penting dalam seluruh proses produksi film dan videografi.

baca juga: Match Cut dalam Editing: Teknik Transisi Halus untuk Video & Film

Tingkatkan Skill-mu dengan Belajar Cinematography di SAE! Daftarkan Dirimu Hari Ini!

Menguasai teknik pencahayaan dalam film bukan hanya soal estetika visual, tetapi juga menyangkut pemahaman mendalam tentang bagaimana cahaya bisa menghidupkan cerita dalam setiap frame. Oleh karena itu, penting untuk paham teknik ini secara teoretis maupun praktis, terutama bagi kamu yang ingin berkarier di industri kreatif.

Ingin mempelajari teknik pencahayaan dalam film secara lebih komprehensif sekaligus mengembangkan keahlian pasca produksi? Mengikuti kursus yang terarah adalah langkah yang tepat. Apalagi jika kursus tersebut tidak hanya mengajarkan teori, tetapi juga memberikan pengalaman langsung di lapangan.

Salah satu pilihan terbaik untuk memperdalam keahlian ini adalah melalui program Kursus Cinematography di SAE Indonesia. Di sini, kamu akan mengeksplorasi dasar-dasar pengambilan gambar, pencahayaan, komposisi visual, hingga manajemen kamera secara profesional. Kamu juga akan mengerjakan berbagai proyek nyata, mulai dari film pendek, video musik, hingga adegan naratif, yang dirancang untuk membentuk portofolio sinematografi kelas industri.

Dengan kurikulum internasional dan pendekatan vokasional yang menekankan praktik langsung, SAE Indonesia memberikan lingkungan belajar yang sangat dekat dengan dunia industri. Tidak hanya didampingi dosen dari kalangan praktisi, kamu juga akan terhubung dengan jaringan alumni global dan ekosistem industri yang aktif. 

Jadi, bila kamu bercita-cita menjadi editor post production, asisten editor, atau ingin memperkuat kemampuan sebagai sutradara dan sinematografer, SAE Indonesia bisa menjadi batu loncatan terbaik dalam perjalanan kariermu. Kunjungi sekarang juga!